Langsung ke konten utama

Skandal di dalam kamar 420



SangLegendaris, Jakarta - “Temui aku di Hotel Adu Q kamar 420, tapi sebelumnya telp dulu ya Dik Sakti, siapa tahu Mbak Ratna sedang keluar sebentar..” begitulah pembicaraan yang singkat yang maknanya dapat aku pahami dengan cepat. Oh ya, Mbak Ratna sudah mengenalku kurang lebih setengah tahun, tapi selama setengah tahun tersebut, kami hanya sebatas berteman, karena perbedaan tempat yang cukup jauh, aku di kota S sedang Mbak Ratna di kota J. Dia mengenalku dari Mbak Vian, ya semoga pembaca masih ingat dengan kisahku di “Gelora Di Kolam Renang”. Tapi aku tidak tahu apa hubungan antara Mbak Vian dengan Mbak Ratna, menurut Mbak Vian sih hanya teman dari “milist groups” (BandarPoker), di situ Mbak Vian cerita tentang hubunganku dengannya. Dan Mbak Ratna minta bagaimana agar bisa dikenalkan denganku.

Singkatnya, pertemanan setengah tahun berjalan sebatas kirim e-mail dan telepon, tapi tentu saja dia yang telepon duluan. Mbak Ratna adalah janda beranak 2, dia bekerja di bidang Public Service sebuah perusahaan finance di kota J, tidak jelas bagaimana ia menjanda, yang pasti mantan suaminya orang melayu. Dari yang kubayangkan selama ini lewat pembicaraan telepon, fisiknya sedang-sedang saja, hanya suaranya, ya.. suaranya yang aku ingat selalu, berat dan serak, mungkin karena dia perokok berat.

Berbekal uang recehan, aku datang ke hotel Adu Q, dan melalui public phone, aku telepon ke kamar 420. Cukup lama nada dering telepon aku dengar dan tidak ada yang mengangkat, tiba-tiba..

“Halo..” lho kok suara laki-laki? pikirku.

“Maaf Mbak Ratna ada?”

“Sebentar, dari siapa ini?”

“Sakti, saya sudah janji untuk bertemu sore ini,”

“Tante, ada orang namanya Sakti, katanya mau ketemu..”

Terdengar suara mengeras memanggil nama Ratna. Tante? Siapakah gerangan laki-laki ini?

“Ya Dik Sakti, aduh maaf Tante masih terima Hand Phone dari teman di J, langsung aja deh naik.”

Begitu pintu terbuka, aku kaget, ternyata bayanganku tentang Mbak Ratna meleset seratus persen! Umurnya 37 tahun, sedang aku saat itu masih 25 tahun, kulitnya coklat, tidak cantik, cenderung gemuk tinggi tubuhnya yang 160 cm dengan berat 75 kg.

“Wah maaf ya, kenalin ini saudara Mbak di S, namanya Andi, dia anak dari kakak Mbak yang paling tua, kebetulan sedang kuliah di sini ambil jurusan.. apa Di?”

“Manajemen,” jawab Andi singkat sambil berjabat tangan formal sekali.

“Semester berapa kamu Di?”

“Baru semester dua kok Tante.”

“Oh ya ini Sakti, dia yang membantu Tante urusan kantor di S,” jawabnya menutup-nutupi yang sebenarnya, dan aku mendukung apa yang dikatakannya.

“OK deh Tante, karena sudah ada Mas Sakti, Andi permisi dulu, besok keretanya jam berapa sih, biar Andi antar sama mama sekalian,” tawaran Andi dijawab singkat Mbak Ratna.

“Ah, nanti aku telepon Mbak Ning deh, sekalian besok minta dijemput main ke rumahmu, salam buat mama dan papa ya, sampai ketemu besok.”

Jam menunjukkan pukul setengah tujuh malam,

“Sampai dimana tadi Sakti.. oh ya, selamat berjumpa deh dengan Mbak Ratna? Bagaimana menurut Dik Sakti? Mbak Ratna gemuk ya? Hayoo jujur saja, nggak perlu bohong?”

“Iya, untuk ukuran Mbak Ratna memang tergolong gemuk, tapi nggak apa kok, lagian kami sudah akrab kan setengah tahun ini,” aku mencoba mencairkan suasana.

Mbak Ratna menyulut sebatang rokok Mild dan menawariku,

“Terima kasih, aku lebih suka Dji Sam Soe Filter,” sambil ikut merokok kepunyaanku sendiri.

“OK, sengaja aku tidak cerita fisik Tante, takut kalau Dik Sakti nggak mau ketemu.”

“Ah Mbak Ratna salah mengira aku, aku tidak melihat wanita dari fisiknya kok, gemuk, kurus, cantik atau tidak, China atau Pribumi, pendek atau tinggi, yang penting ‘permainan’-nya.”

Tiba-tiba aku langsung nyerocos.

“Lagi pula, aku juga tidak tampan dan bertubuh atletik kan? aku hanya laki-laki biasa yang beruntung bisa menemani beberapa wanita yang maaf lho Tante.. seperti.. Mbak Ratna ini.”

Tiba-tiba, belum selesai rokok satu batang, Mbak Ratna langsung merangkulku dan melumat bibirku. Didekapnya tubuhku, dan terasa sesak nafasku karena tubuhnya yang gemuk langsung menindihku di tempat tidur. “Dik Sakti, sudah sembilan bulan ini Mbak Ratna belum merasakan sentuhan laki-laki, tolong Mbak Ratna ya.. oohhkk,” suaranya yang berat dan serak memecahkan kesadaranku untuk ikut melayani permainannya. Bayangan tubuhnya yang gemuk sudah hilang dari pikiranku, karena untuk pertama kali ini, aku menemui wanita yang berani langsung tanpa pemanasan. Dan ciumannya aku akui sangat panas (mungkin karena sembilan bulan puasa). Belum selesai permainan pertama, Mbak Ratna sudah mulai menanggalkan pakaiannya satu persatu. Dan hebatnya, sambil melepas pakaian, tangannya yang satu tidak berhenti meraba kemaluanku yang masih rapat tertutup celana. Aku sudah tegang sejak ia mempermaikan kemaluanku.

“Ookkhh, Sakti, tunjukkan dong sama Mbak, kemaluan kamu, sudah tegang tuh.. okkhh yeess,”

Tidak sampai satu menit, kami berdua sudah polos. Tubuh yang gemuk itu, berukuran payudara sedang-sedang saja, tetapi rambut kemaluannya jelas terawat sekali, panjang, lebat tetapi lurus, dan sudah basah karena terangsang. Batang kemaluanku langsung saja dituntun ke mulutnya, dan hisapannya.. “Aaauu, pelan-pelan Mbak, sakiit!” rupanya Mbak Ratna terlalu terburu-buru. Kubimbing dia untuk bermain pelan-pelan. “Terus Mbak! yaa, teerruss, ohh, pelan Mbak, ohh terus, nah begitu,” sambil mukanya maju-mundur, burungku terus dijilati seperti es krim. Tidak perlu lama-lama menunggu, aku mulai ikut mempermainkan bibir kemaluannya. Karena sudah basah, aku tidak perlu kerja keras untuk mengajaknya memasukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya. Dan rupanya Mbak Ratna masih ingin mengulum batang kemaluanku, walaupun sudah amat sangat keras dan tegang, apa boleh buat, aku hanya bisa menunggu giliran untuk menusuk lubang kemaluan yang sudah sangat basah itu.

“Ohhk my God, Mmmbakk,” suaraku bergetar, karena sudah ingin memuntahkan sperma. Sepuluh menit hanya mengulum saja, segera kupercepat gerakan, dan agak tersedak Mbak Ratna semakin liar menghisap kemaluanku. Dan aku mengeluarkan sperma di mulut Mbak Ratna, tidak banyak, tapi cukup untuk memuaskan nafsuku yang pertama. Aku klimaks hanya dengan oral seks saja, dan Mbak Ratna masih mengulum habis sekalian membersihkan sisa sperma di kemaluanku. Dan lima menit kemudian, burungku sudah mulai bereaksi kembali. Kali ini Mbak Ratna semakin bernafsu, dan belum tegang benar, aku sudah dikangkanginya, posisiku di bawah, dan Mbak Ratna di atasku. Wah, aku hampir sulit bernafas, sepertinya (sialan) kali ini aku benar-benar habis dikuasai permainan Mbak Ratna.

Dengan dibimbing tangan kiri Mbak Ratna, burungku digenggam dan diarahkan ke lubang kemaluannya. Mmhh.. hangat terasa dan diikuti suara gesekan kemaluan dan dinding kemaluan sebelah dalam. Mbak Ratna mulai bergerak naik-turun, dan aku pasif saja menyaksikan apa yang sedang dikerjakan. “Oh ya.. ohhkk yaa, uuchh,” Mbak Ratna sangat aktif sekali, gerakannya semakin tidak teratur, kini mulai bergerak maju-mundur, dan kadang-kadang menghentak, dan setengah melompat, seolah-olah ingin menancapkan burungku dalam-dalam ke lubang kemaluannya yang sudah sangat licin. “Dik Sakti adduhh, gimana ini, oohh sshitt, aauuww, ohhkk,” entah teriakan apa lagi yang kudengar, Mbak Ratna semakin buas memainkan pinggulnya, tetapi sangat berirama dengan keluar-masuknya batang kemaluanku ke lubang kemaluan Mbak Ratna.

Tiba-tiba Mbak Ratna berputar membelakangiku dengan posisi masih di atas, dan batang kemaluanku tertancap di lubang kemaluannya, Mbak Ratna bertumpu dengan kedua kakinya dengan posisi jongkok kembali menaik-turunkan tubuhnya, ohhkk, sangat aktif sekali. Kini aku hanya melihat bagian pantatnya saja, sambil sesekali melihat gerakan kemaluanku yang sudah basah dilumuri cairan dinding kemaluan Mbak Ratna tampak keluar-masuk di lubang yang nikmat sekali. “Oocchh, please.. huuhh.. hhuhh.. oohh ohh,” gerakannya makin cepat, dan kini jelas sangat tidak beraturan. Kasur seperti bergerak dihantam gelombang oleh permainan Mbak Ratna sedang aku hanya rebahan menikmati permainannya. Dan tiba-tiba, dia memperlambat gerakannya dengan hujaman ke bawah yang sangat keras, dengan demikian burungku menusuk sangat dalam ke mulut kemaluannya.

“Aauuhh,” sedikit sakit karena dipaksa. Bandar Q

Semakin lambat gerakan Mbak Ratna, tetapi suaranya makin kencang (semoga tidak terdengar sampai keluar). “Yeess.. yess.. yeess.. uuhh, aakkhh, aakhh, oohh, oh.. oh.. oh.. ohh.. yees, ouucchh.. oouucch, please, pleease.. pleeassee, aaoucchh, shhitt!” Hening, dalam sekali batang kemaluanku menusuk ke lubang kemaluan Mbak Ratna, dan dibiarkan tetap di dalam, sementara Mbak Ratna menggeliat, seolah ada gerakan otomatis di dinding kemaluannya yang mengurut-urut batang kemaluanku dengan gerakan menjepit dan melebar, menjepit kembali dan tiba-tiba hangat terasa, seperti ada cairan tambahan.

Ya, aku sampai pada puncak klimaksku, ketika dalam diam tersebut, ada gerakan otomatis dari dinding kemaluan Mbak Ratna, seolah-olah meremas kemaluanku dengan sangat teratur dan diselingi desiran cairan kental yang membuat licin, sehingga batang kemaluanku terasa berdenyut-denyut dipompa oleh dinding kemaluan Mbak Ratna. Dan kejadian yang singkat ini berlangsung kurang dari setengah jam, adalah permainanku yang terakhir di kota S. Sekarang aku sudah di J, sekota dengan Mbak Ratna. Tetapi sejak di kota J ini, justru aku tidak pernah lagi berhubungan dengan Mbak Ratna. Sejak kejadian yang pertama dengan Mbak Ratna, kami masih sempat bercinta 3 kali di kemudian hari, dan seperti permainan kami yang pertama, aku hanya diam saja menyaksikan permainan Mbak Ratna yang agresif dan kutunggu sesuatu yang istimewa, gerakan dinding kemaluannya, yang belum pernah kutemui dengan wanita yang lain.

Ketika pembaca membaca pengalamanku ini, aku beruntung dapat meneruskan hobiku di kota J ini, karena selalu saja ada pembaca yang ingin berkenalan dengan mengirimkan e-mail ke alamatku. Dan dari perkenalan tersebut, walaupun tidak semuanya, ada beberapa yang berani mencoba untuk bercinta denganku. Dan kepada pembaca yang ingin berkenalan dan siapa tahu juga tertarik untuk mencoba, aku tunggu e-mailnya. Salam buat Ratna (yang melepas keperjakaanku, baca kisahku selanjutnya, Anggi, Mbak Vian (cewek Chinese yang seksi), Mbak Ratna (yang liar) yang sudah berbagi kepuasan denganku.

Komentar

  1. BONUS 100% UNTUK 100 MEMBER BARU <<< Klik Untuk Mendaftar !!!
    Menyambut Lebaran 2018 , BOLAVITA sebagai Bandar Taruhan Online memberikan Promo Terbaru !
    Promo Untuk Lebaran Tahun ini , Bandar BOLAVITA Akan Memberikan Bonus 100% Khusus Member Baru !!
    Daftarkan Diri Kamu Sekarang Juga !! Nikmati permainan kami yang lengkap ! Mulai dari Sabung Ayam Live, Casino, Sportsbook, Togel, Tangkas, Poker, Tembak Ikan, Slot dan masih banyak lainnya !!!
    Contact ::
    BBM : D1A1E6DF / D8DB1C57 / BOLAVITA
    wechat : bolavita
    LINE : cs_bolavita
    WA : 6281377055002
    Email : cs @ bolavita(titik)com
    Live Chat : www .bolavita. pro

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LegendaQQ : Adek Ipar Perawan

LegendaQQ - Aku seorang sarjana malah aku juga memiliki ijazah S2, tapi aku tidak pandai untuk memanfaatkannya, dimana aku malah lebih senang menjadi teknisi handphone awalnya si memang iseng tapi lama kelamaan aku menikmati pekerjaanku walaupun jurusanku tidak ada sangkut pautnya dengan teknisi. Aku bersyukur bisa menghasilkan teknisi handal, saat ini aku sudah berkeluarga dan sedang mengembangkan usahaku, dimana aku dibantu oleh istriku dan adik iparku yang masih SMA, dia kami suruh jaga ruko yang kami sewa dengan alasan sehabis pulang sekolah, Bertha adik iparku dibilang montok karena pantatnya yang bahenol dan payudaranya yang menggunung. Tapi dia masih tidak mau menggunakan yang namanya bra.. katanya malu, padahal aku kakak iparnya sering sekali menggoda bahkan sempat beberapa kali sengaja kusenggol buah dada yang baru tumbuh itu, tapi dia tetap saja masih belum mau menggunakan bra. Siang itu seperti biasa aku baru mau mandi dan ternyata mesin air tidak mau hidup, dari

Cerita TKW Indonesia di Taiwan diperkosa lima kali seminggu!!

Setiap tahun, lebih dari 100 kasus penyerangan seksual terhadap pekerja migran yang dilaporkan di Taiwan. Para pelakunya hampir selalu majikan para migran, kerabat terdekat, atau makelar penyalur kerja. Berikut laporan wartawan Sang Legendaris di Taiwan, Sherly Ng. Pada September 2016 lalu, seorang asisten rumah tangga di Taiwan merekam kejadian ketika dia diperkosa oleh majikannya yang memperkerjakannya untuk merawat sang ayah yang sudah tua renta. Rekaman video itu diunggah ke Youtube, namun tak lama kemudian dicabut dari laman tersebut. Kepada Sang Legendaris, Kepolisian mengatakan bahwa majikan dalam video itu tampak menyerang asisten rumah tangga tersebut, walau si perempuan itu memohon dia untuk berhenti dan mencoba mendorongnya. Perempuan tersebut mengaku kepada polisi bahwa dia telah diserang secara seksual berulang kali. Dia telah mengirim rekaman video penyerangan ke makelar agar agen penyalur kerja memindahkannya ke majikan lain, namun upaya itu sia-sia. Dia k