Langsung ke konten utama

Buntut Bentrokan Antar Ormas FPI - GMBI



Sang Legendaris - Sebanyak 1.500 massa Front Pembela Islam (FPI) bergerak menuju Mabes Polri, Senin 16 Januari 2017. Kecewa dengan penegak hukum unjuk rasa yang dipimpin Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab menuntut Kapolri jendral Tito Karnavian mencopot Kapolda Jawa Barat Irjen Anton Charliyan.

Seperti diliput oleh Sang Legendaris Petang hari, Sabtu (21/01/2017), sebagai pembina ormas Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI), Anton Charliyan dianggap bertanggung jawab atas penyerangan anggota Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) terhadap anggota Front Pembela Islam (FPI).

Menindaklanjuti hal tersebut, sejumlah perwakilan Front Pembela Islam (FPI) akhirnya diterima Mabes Polri. Delapan perwakilan Front Pembela Islam (FPI) yang dipimpin Munarwan ditemui Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto.

Dalam pertemuan di Gedung Baharkam, Front Pembela Islam (FPI) menyampaikan sejumlah persoalan sebagai buntut bentrokan dengan Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) di Bandung usai pemeriksaan Rizieq Shihab di Mapolda Jawa Barat. Polda Jawa Barat dinilai membiarkan Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) berbuat anarkis.

Sementara itu, Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin mengakui untuk rasa adalah hak konstitusional setiap warga negara. Namun tidak boleh dilakukan secara anarkistis.

Buntut panjang Front Pembela Islam (FPI) dan Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) berawal dari bentrokan yang diduga karena kesalahpahaman antara kedua anggota ormas di depan Mapolda Jawa Barat, Kamis 12 Januari 2017. Bentrokan terjadi saat Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab menjalani pemeriksaan di Polda Jawa Barat terkait tuduhan pencemaran nama baik Soekarno  dan penistaan Pancasila.

Keesokan harinya, markas cabang Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia di sejumlah tempat dirusak sekelompok orang, diduga aksi tersebut sebagai aksi balas dendam.

Di Ciamis, Jawa Barat, Markas Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) di jalan Taman Makam Pahlawan dirusak sekelompok massa menggunakan truk. Kaca-kaca jendela pecah terkena lemparan batu. Foto Ketua Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) bersama Kapolda Jawa Barat pun dirusak.

Di Bogor, Markas Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) di daerah Ciampea bahkan dibakar sekelompok massa. Mereka mengaku dari Ormas Kepemudaan. Tidak hanya bangunan, sepeda motor juga ikut terbakar.

Sedangkan di Bekasi, ratusan massa Front Pembela Islam (FPI) melakukan sweeping terhadap anggota Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) di Jalan Pangeran Jayakarta, kelurahan Harapan Mulya, Kota Bekasi. Berselang sehari, Front Pembela Islam (FPI) dan Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) menandatangani perjanjian damai dan sepakat untuk menghentikan pertikaian diantara kedua pihak.

Meski kedua belah pihak sudah berdamai, proses hukum tetap dilanjutkan pihak kepolisian. Para pelaku pembakaran sudah ditangkap untuk mengikuti proses hukum.

Sementara itu, penyerangan yang dilakukan Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) di Polda Jawa Barat dikeluhkan Rizieq Shihab. Rizieq Shihab pun mengadukan hal itu ke Wakil Ketua Komisi III DPR Desmon Mahesa.

Namun sebaliknya, di Garut, Jawa Barat, massa yang menamakan diri Forum Aliansi Santri Garut berunjuk rasa di depan DPRD Garut, Jawa Barat. Massa menuntut pembubaran ormas-ormas yang dinilai memecah belah keutuhan NKRI. Gesekan horizontal antarormas yang sempat terjadi di Bandung pun dikhawatirkan berpotensi meluas dan meresahkan masyarakat.

Kini, kasus yang menjerat Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab telah naik ke tingkat penyidikan. Tak sekadar terjerat kasus penistaan lambang negara, Rizieq juga akan diperiksa sebagai saksi kasus dugaan penyebaran kebencian terkait logo palu arit di uang rupiah.

Kapolri Jendral Tito Karnavian telah menegaskan, tak perlu mobilisasi massa saat penuhi panggilan penyidik. Namun apapun bentuknya, negara harus tegas dan tak takluk dengan ormas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LegendaQQ : Adek Ipar Perawan

LegendaQQ - Aku seorang sarjana malah aku juga memiliki ijazah S2, tapi aku tidak pandai untuk memanfaatkannya, dimana aku malah lebih senang menjadi teknisi handphone awalnya si memang iseng tapi lama kelamaan aku menikmati pekerjaanku walaupun jurusanku tidak ada sangkut pautnya dengan teknisi. Aku bersyukur bisa menghasilkan teknisi handal, saat ini aku sudah berkeluarga dan sedang mengembangkan usahaku, dimana aku dibantu oleh istriku dan adik iparku yang masih SMA, dia kami suruh jaga ruko yang kami sewa dengan alasan sehabis pulang sekolah, Bertha adik iparku dibilang montok karena pantatnya yang bahenol dan payudaranya yang menggunung. Tapi dia masih tidak mau menggunakan yang namanya bra.. katanya malu, padahal aku kakak iparnya sering sekali menggoda bahkan sempat beberapa kali sengaja kusenggol buah dada yang baru tumbuh itu, tapi dia tetap saja masih belum mau menggunakan bra. Siang itu seperti biasa aku baru mau mandi dan ternyata mesin air tidak mau hidup, dari

Cerita TKW Indonesia di Taiwan diperkosa lima kali seminggu!!

Setiap tahun, lebih dari 100 kasus penyerangan seksual terhadap pekerja migran yang dilaporkan di Taiwan. Para pelakunya hampir selalu majikan para migran, kerabat terdekat, atau makelar penyalur kerja. Berikut laporan wartawan Sang Legendaris di Taiwan, Sherly Ng. Pada September 2016 lalu, seorang asisten rumah tangga di Taiwan merekam kejadian ketika dia diperkosa oleh majikannya yang memperkerjakannya untuk merawat sang ayah yang sudah tua renta. Rekaman video itu diunggah ke Youtube, namun tak lama kemudian dicabut dari laman tersebut. Kepada Sang Legendaris, Kepolisian mengatakan bahwa majikan dalam video itu tampak menyerang asisten rumah tangga tersebut, walau si perempuan itu memohon dia untuk berhenti dan mencoba mendorongnya. Perempuan tersebut mengaku kepada polisi bahwa dia telah diserang secara seksual berulang kali. Dia telah mengirim rekaman video penyerangan ke makelar agar agen penyalur kerja memindahkannya ke majikan lain, namun upaya itu sia-sia. Dia k