Langsung ke konten utama

LegendaQQ : Polisi turunkan Densus88 untuk selidiki pelaku penusukan siswa di NTT





Polda NTT mengevakuasi enam orang penjual mangkok yang awalnya disebut sebagai 'rekan pelaku' penusukan terhadap tujuh pelajar di Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, namun menyatakan bahwa enam orang tersebut tidak terkait dengan aksi penusukan yang terjadi pada Selasa (13/12).

"Dari hasil identifikasi yang dilakukan oleh tim Densus 88 sementara ini dapat dikatakan bahwa keenam orang ini tidak ada hubungannya dengan pelaku IR, dan tidak ada hubungannya dengan jaringan teroris.

"Namun khusus untuk pelaku IR akan terus didalami apakah ada kaitannya dengan jaringan lain," kata Kabid Humas Polda NTT, AKBP Julest Abraham Abast pada wartawan BBC Indonesia, Isyana Artharini pada Kamis (15/12).

Polisi "tidak menemukan keterkaitan" antara enam orang tersebut dengan pelaku penusukan, baik dari sisi kesukuan maupun dari lokasi tempat tinggal mereka.

Penyelidikan Densus 88 pada tempat tinggal pelaku juga tak menemukan kaitan dengan jaringan terorisme, dan bahwa aksi penusukan merupakan "murni kriminal".

Menurut Julest, awalnya ada tujuh orang penjual mangkok yang memang akan kembali ke Kupang dengan menaiki kapal feri.

Namun, ketika kapal feri sudah berjalan satu jam, "kapal dihentikan oleh nakhoda, nakhoda mendapat informasi bahwa diduga ada tujuh rekan pelaku yang melakukan penganiayaan terhadap siswa SD di Seba, sehingga kapal diperintahkan untuk kembali ke Seba, Sabu Barat."

Tujuh orang tersebut kemudian dievakuasi menggunakan kapal milik pemerintah setempat yang dijaga oleh petugas Koramil dan Polsek.

Satu orang melompat ke laut

"Namun pada saat kapal (milik pemerintah) akan bersandar di Seba (Sabu Barat), karena melihat banyak orang, kapal beralih ke (Sabu) Raijua, di Sabu Timur. Di sana ada sekelompok warga juga yang mau naik, tapi dilarang lagi oleh masyarakat untuk naik kapal," kata Julest.

Kapal pun kemudian kembali ke Seba, dan dari sana tujuh orang tersebut dievakuasi ke Kupang.

"Karena informasi yang simpang-siur dan menyatakan bahwa mereka satu kelompok (dengan pelaku), maka mereka minta kepolisian dan TNI untuk membantu diamankan," ujar Julest.

Tetapi berbagai larangan kapal bersandar, menurut Julest, menyebabkan ketakutan pada tujuh orang ini, sehingga satu orang melompat ke dalam laut, dan "pada saat dicari-cari tidak ada, sampai sekarang masih hilang".

Jarak antara lokasi kejadian dan Kupang sekitar delapan jam menggunakan kapal feri.

Wakapolres Kupang, Kompol Sriyati, menambahkan bahwa ada delapan pedagang asal Makassar yang 'minta perlindungan' ke polisi terkait 'ancaman' yang menyebut bahwa mereka akan dikeluarkan dari pulau menyusul terjadinya penusukan terhadap tujuh pelajar di Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua pekan ini.

"Masyarakat kebanyakan dari Makassar, pedagang. Dia minta perlindungan, karena dia ketakutan diserbu oleh masyarakat Sabu. Yang diamankan di Polda (NTT) lain, di (Polres) Kupang lain. Karena waktu itu kejadian (penusukan), ada informasi bahwa yang pedagang-pedagang itu disuruh dipulangkan semuanya," kata Sriyati.

Alami gangguan psikologis?

Sementara itu, Kepala Bagian Mitra Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono kepada wartawan di Jakarta mengatakan bahwa akibat isu yang beredar terkait suku, agama, ras, dan antargolongan menyusul penusukan itu, dua kedai penjual bakso sempat dirusak massa. Pihaknya kini juga mengantisipasi agar hal tersebut tidak terjadi lagi.

Awi juga mengatakan bahwa Irwansyah, terduga pelaku penyerangan, "mengalami depresi atau gangguan psikologis".

Julest juga menambahkan bahwa polisi kemarin sudah menurunkan 136 personel gabungan antara polisi, Brimob dan TNI, namun kini menambah lagi dua satuan setingkat kompi (SSK) untuk menjaga keamanan.

Dia memperkirakan saat ini di Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, ada "hampir 200 personel, baik TNI maupun pihak Polri, Brimob dan Polda NTT".

Meski begitu, Julest menegaskan bahwa situasi "sudah sangat, sangat kondusif" karena kepolisian sudah terlibat dalam pertemuan dengan tokoh masyarakat, Pemkab Sabu Raijua, gubernur, serta tokoh masyarakat dan agama "untuk menjamin keamanan pendatang".

Tambahan personel, dikatakan Julest, "diperlukan untuk memulihkan rasa aman agar masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa".

LegendaQQ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LegendaQQ : Adek Ipar Perawan

LegendaQQ - Aku seorang sarjana malah aku juga memiliki ijazah S2, tapi aku tidak pandai untuk memanfaatkannya, dimana aku malah lebih senang menjadi teknisi handphone awalnya si memang iseng tapi lama kelamaan aku menikmati pekerjaanku walaupun jurusanku tidak ada sangkut pautnya dengan teknisi. Aku bersyukur bisa menghasilkan teknisi handal, saat ini aku sudah berkeluarga dan sedang mengembangkan usahaku, dimana aku dibantu oleh istriku dan adik iparku yang masih SMA, dia kami suruh jaga ruko yang kami sewa dengan alasan sehabis pulang sekolah, Bertha adik iparku dibilang montok karena pantatnya yang bahenol dan payudaranya yang menggunung. Tapi dia masih tidak mau menggunakan yang namanya bra.. katanya malu, padahal aku kakak iparnya sering sekali menggoda bahkan sempat beberapa kali sengaja kusenggol buah dada yang baru tumbuh itu, tapi dia tetap saja masih belum mau menggunakan bra. Siang itu seperti biasa aku baru mau mandi dan ternyata mesin air tidak mau hidup, dari

Cerita TKW Indonesia di Taiwan diperkosa lima kali seminggu!!

Setiap tahun, lebih dari 100 kasus penyerangan seksual terhadap pekerja migran yang dilaporkan di Taiwan. Para pelakunya hampir selalu majikan para migran, kerabat terdekat, atau makelar penyalur kerja. Berikut laporan wartawan Sang Legendaris di Taiwan, Sherly Ng. Pada September 2016 lalu, seorang asisten rumah tangga di Taiwan merekam kejadian ketika dia diperkosa oleh majikannya yang memperkerjakannya untuk merawat sang ayah yang sudah tua renta. Rekaman video itu diunggah ke Youtube, namun tak lama kemudian dicabut dari laman tersebut. Kepada Sang Legendaris, Kepolisian mengatakan bahwa majikan dalam video itu tampak menyerang asisten rumah tangga tersebut, walau si perempuan itu memohon dia untuk berhenti dan mencoba mendorongnya. Perempuan tersebut mengaku kepada polisi bahwa dia telah diserang secara seksual berulang kali. Dia telah mengirim rekaman video penyerangan ke makelar agar agen penyalur kerja memindahkannya ke majikan lain, namun upaya itu sia-sia. Dia k